Selasa, 17 November 2015

KONSEPTUAL AKUNTANSI ( Tugas 2 )

Kerangka kerja konseptual bertujuan untuk memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.  Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
·         Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
·    Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar khusus yang mengaturnya.
·         Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan

·         Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.

Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.

Level Pertama (Tujuan Laporan Keuangan)
FASB mulai bekerja dengan kerangka konseptual  dengan melihat pada tujuan-tujuan dasar dari pelaporan keuangan. Menentukan tujuan-tujuan ini memerlukan jawaban atas beberapa pertanyaan dasar seperti siapa yang menggunakan laporan keuangan mengapa ?, informasi apa saja yang mereka butuhkan. seberapa mengertikah pengguna laporan keuangan mengenai bisnis dan akuntansi. Bagaimana seharusnya informasi keuangan dilaporkan sehingga dapat dimengerti sebaik mungkin.

  1. Berguna bagi mereka yang menbuat keputusan investasi dan kredit.
  2. Membantu dalam memperkirakan arus kas dimasa yang akan datang.  
  3. Mengidentifikasikan sumber daya ekonomi (asset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta prubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.
Level Kedua (Karkteristik Mutu Informasi dan Elemen Laporan Keuangan)
Agar Informasi berguna bagi pengambilan keputusan, maka informasi seharusnya mempunyai karakterisitk kualitatif sebagai berikut :
a.            Relevance
Informasi akuntansi dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat digunakan dalam keputusan yang berbeda. Persyaratan informasi yang relevan, antara lain harus mengandung unsur-unsur predictive value, feedback value, dan timeliness.
b.            Reliability
Informasi akuntansi dikatakan reliable jika informasi tersebut tidak mengandung unsur kesalahan dan tidak bias. Informasi yang reliable harus mengandung unsur-unsur antara lain veriable, faithful representation, dan neutral.
c.            Comparability dan Consistency
Comparability dapat dilakukan jika perusahaan-perusahaan berbeda menggunakan metode akuntansi yang sama maka informasi yang dihasilkan dapat dikomparasi antara satu perusahaan dan perusahaan yang lain. Consistency mengandung arti bahwa perusahaan seharusnya menggunakan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahu secara konsisten (tidak berubah).

Elemen Statemen Keuangan
Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat definisi yang mengambarkan istilah-istilah dasar yang digunakan dalam akuntansi. FASB mengacu pada seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan keuangan (elements of financial statement). Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Oleh Karen itu elemn-elemn yang sangat penting, menjadi penting bahwa mereka harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara universal. Menentukan definisi yang pantas untuk sebagian besar dari elemen ini tidaklah mudah.

Level Ketiga (Asumsi, Prinsip, Kendala) 
 Pada kerangka konseptual, FASB mengakui kebutuhan akan panduan pengoperasian. Kita mengelompokan tiga panduan sebagai asumsi, prinsip dan kendala.

a. Asumsi : Asumsi (assumption) merupakan dasar bagi bagi proses akuntansi.
·         Asumsi Unit Moneter
Asumsi unit moneter merupakan asumsi bahwa unit pengukuran relative tetap konstan seiring waktu.
·         Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi Entitas Ekonomi menyatakan bahwa aktivitas entitas harus dijaga terpisah dan berbeda dari aktivitas pemiliknya dan seluruh entitas ekonomi lainnya.
·         Asumsi Periode Waktu
Asumsi Periode Waktu menyatakan bahwa umur ekonomis dari sebuah bisnis dapat dibagi kedalam periode waktu buatan.
·         Asumsi Kelangsungan Usaha
Asumsi Kelangsungan Usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan meneruskan kegiatan operasionalnya cukup lama untuk menjalanka tujuan-tujuan yang ada.

b. Prinsip-prinsip Akuntansi
·         Prinsip Pengakuan Pendapatan
Prinsip Pengakuan Pendapatan menyebutkan bahwa pendapatan harus diakui pada periode akuntansi saat pendapatan dihasikan. Namun demikian, menerapkan prinsip umum ini pada praktiknya terbilang sulit. Ketika terjadi penjualan, pendapatan diakui pada saat penjualan. Dasar penjualan ini melibatkan transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli. Harga jual adalah pengukura objektif atas jumlah pendapatan yang diakui. Meskipun demikian, terdapat 2 pengecualian terhadap dasar penjualan untuk pengukuran pendapatan yang berlaku umum. Pengecualian tersebut adalah metode presentase penyelesaian dan metode angsuran.

·         Prinsip Penandingan (Pengakuan Beban)
Prinsip ini menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan pendapatan pada periode dimana usaha untuk memperoleh pendapatana dilakukan. Beban tidak diakui ketika kas dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau ketika barang diproduksi. Tetapi, beban diakui ketika tenaga kerja (jasa) atau barang benar-benar berkontribusi terhadap pendapatan. Biaya yang akan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi dimasa yang akan datang diakui sebagai asset. Contohnya antara lain persediaan barang dagang, beban dibayar dimuka, dan asset pabrik. Biaya-biaya ini disebut Harga perolehan (biaya) yang belum kadaluawarsa. Biaya perolehan yang belum kadaluwarsa berubah menjadi beban dengan cara Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasional.

·         Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip Pengungkapan Penuh mengharuskan kondisi-kondisi dan kejadian-kejadian yang membuat perbedaan terhadap pengguna laporan keuangan harus diungkapkan. Kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan penuh dilihat dari data pada laporan keuangan dan informasi pada catatan atas laporan keuangan. Catatan pertama di kebanyakan kasus adalah ringkasan kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan. Termasuk juga di dalamnya, antara lain metode-metode yang digunakan untuk biaya persediaan, depresiasi, asset pabrik dan amortisasi asset tidak berwujud.

·         Prinsip Biaya
Prinsip biaya menyatakan bahwa asset harus dicatat pada biayanya. Biaya digunakan karena biaya tersebut relevan dan andal. Biaya disebut relevan karena menunjukan harga yang dibayar, asset yang dikorbankan, dan kesepakatan yang dibuat pada tanggal perolehan. Biaya disebut andal karena keterukurannya yang objektif, berdasarkan fakta dan dapat diverifikasi. Biaya juga merupakan hasil dari transaksi pertukaran. Biaya adalah dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.

Kendala
Kendala (constraint) dalam proes akuntansi memungkinkan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut dibawah kondisi-kondisi tertentu.

·         Materialitas
Materialitas berkaitan dengan dampak suatu pos terhadap kondisi keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan. Suatu pos dikatakan material ketika memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi keputusan investor dan kreditur yang jujur. Pos tersebut menjadi tidak material jika tidak memiliki dampak terhadap pembuat keputusan. Pendek kata, jika pos tersebut tidak membuat perbedaan pada pembuat keputusan, GAAP tidak harus diikuti. Untuk menentukan materialitas dari jumlah, akuntan biasanya membandingkannya dengan pos tertentu seperti total asset, total kewajiban dan laba bersih.

·         Konservatisme
Konservatisme menyatakan bahwa ketika anda berada dalam keraguan, sebaiknya anda memiliki metode yang tampaknya paling tidak mungkin untuk menyajikan terlalu tinggi asset dan laba. Hal ini bukan berarti asset dan laba disajikan terlalu rendah. Conservative memberikan panduan yang beralasan untuk situais-situasi sulit  : jangan pernah menyajikan terlalu tinggi atas asset dan laba.


Referensi :

Weygandt, Jerry J.,Kieso, Donald E., dan Kimmel, Paul D. 2008. Pengantar Akuntansi, edisi 7. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.


Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007. Jakarta :  Penerbit Salemba Empat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar