Penalaran Induktif – Deduktif
Penalaran adalah
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran Induktif
Proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta –
fakta yang bersifat khusus
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif
:
a) Generalisasi :
Proses penalaran
yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat umum
Contoh generalisasi :
·
Jika dipanaskan, besi memuai.
·
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
·
Jika dipanaskan, emas memuai.
·
Jika dipanaskan, platina memuai
·
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
·
Jika ada udara, manusia akan hidup.
·
Jika ada udara, hewan akan hidup.
·
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
·
Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
b) Analogi :
Cara penarikan
penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh analogi :
·
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
·
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
·
Ali adalah lulusan Akademi Amanah, Oleh Sebab
itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
c) Hubungan kausal :
Penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
1) Sebab- akibat.
·
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan
timbulnya banjir.
2) Akibat – Sebab.
·
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini
disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
3) Akibat – Akibat.
·
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek,
sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
Penalaran Deduktif
Deduksi adalah cara berpikir di
mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola
berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan
dan sebuah kesimpulan.
Ciri ciri penalaran deduktif
·
Dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal
yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan
deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada
hal-hal yang kongkrit.
·
Kalimat utama terletak diawal paragraf dan
selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat
utama.
Macam-macam penalaran deduktif
diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah
suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
Contohnya:
·
Semua manusia akan mati
·
Amin adalah manusia
·
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
·
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
·
Pada malam hari tidak ada matahari
·
Pada malam hari tidak mungkin ada proses
fotosintesis
Karangan Ilmiah , Non Ilmiah ,
Metode Ilmiah
Karangan Ilmiah
Karya ilmiah
adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang
berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses
perwujudannya lewat metode ilmiah
Bentuk Karya
Ilmiah
1. Karya Ilmiah
Berbentuk Makalah
Makalah pada
umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu
pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja
dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah
Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah
jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi,
atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah
yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi,
yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk
jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah
adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah
penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat
berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya
Ilmiah
1. Struktur
Sajian
Struktur sajian
karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan),
bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian
penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang
tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya
ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis
dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya
bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan
kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan
Bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
5. Logis
Disusun
berdasarkan urutan yang konsisten
6. Efektif
Satu kebulatan
pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
7. Efisien
Hanya
mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
8. Ditulis
dengan bahasa Indonesia yang baku.
Syarat menulis
karya ilmiah
1. motivasi dan
displin yang tinggi
2. kemampuan
mengolah data
3. kemampuan
berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4. kemampuan
berbahasa
Macam-Macam
Karya Ilmiah
1. Skripsi;
karya tulis
(ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1).
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut
didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung,
observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan.
Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan
material berupa penemuan baru.
2. Tesis;
jenis karya
tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode
pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta
mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan
menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis
dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan
dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi
karya tulis
ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu
pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan
penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.
Non Ilmiah
Karya non-ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
Sifat Karangan
ilmiah :
- emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
- persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
- deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
- jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Contoh Karangan
Nonilmiah
Dongeng, cerpen,
novel, drama, dan roman adalah contoh karangan nonilmiah.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah
adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
Unsur utama
metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang
merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di
atas)
Umumnya terdapat
empat karakteristik penelitian ilmiah :
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian
harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang
benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar
bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran
harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika.
Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara
berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus),
atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
Artinya suatu penelitian yang
didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada
tiga yaitu :
- Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
- Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
- Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang
pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan
hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama.
Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi
langkah penting bagi seorang peneliti.
Langkah-langkah
pada metode ilmiah antara lain:
- Memilih dan mendefinisikan masalah
- Survey terhadap data yang tersedia
- Memformulasikan hipotesa
- Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
- Mengumpulkan data primer
- Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
- Membuat generalisasi dan kesimpulan
- Membuat laporan
Referensi :